Minggu, 31 Januari 2010

Ir. Soekarno

Ir. Soekarno (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Ia menerbitkan Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial itu, yang konon, antara lain isinya adalah menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga kewibawaannya. Tetapi Supersemar tersebut disalahgunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk merongrong kewibawaannya dengan jalan menuduhnya ikut mendalangi Gerakan 30 September. Tuduhan itu menyebabkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang anggotanya telah diganti dengan orang yang pro Soeharto, mengalihkan kepresidenan kepada Soeharto.

Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo, Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya berasal dari Bali.

Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).

Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Masa pergerakan nasional
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hookokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke RengasdengklokPeristiwa Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.

Masa Perang Revolusi
Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan tanggal turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.

Masa kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet semumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRT).

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami pengucilan oleh suksesornya yang "durhaka" Jenderal Suharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.

Tentang nama Soekarno
Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.

Siapa Ahmad Soekarno?
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Ahmad Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Ahmad di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia.
 
Sumber : wikipedia.org

Kamis, 28 Januari 2010

100 hari Pondasi atau Citra???

Program kerja 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono (SBY-Boediono) di bidang politik, hukum, dan ekonomi dinilai terlalu utopis, sangat kualitatif dan cenderung hanya untuk kepentingan pencitraan ketimbang menciptakan kesejahteraan dan keadilan.SBY-Boediono juga dinilai terlalu sibuk mengurusi persoalan yang tidak prinsipil dan tidak berhubungan dengan kebutuhan mendesak masyarakat.


Rizal Ramli mengatakan, program 100 hari kerja pemerintahan sangat kualitatif, sehingga sulit untuk dievaluasi tingkat pencapaiannya. Dalam hal ini, tidak ada program yang fundamental dan prioritas yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. "Jadi sebenarnya tidak benar bila pemerintah yang mengumumkan program 100 hari. Tapi dia sendiri yang bilang kalau program 100 hari sudah tercapai. Ini permainan PR (public relation) saja," katanya. Program 100 hari, menurut dia, bukanlah merupakan program yang efektif karena desainnya sangat lemah. Sebab, program 100 hari kerja tidak memiliki referensi yang jelas sebagai strategi dan kebijakan untuk lima tahun, sehingga mengakibatkan tidak ada benang merah antarprogram lima tahun KIB jilid II. "Absennya landasan program mengakibatkan tidak adanya interelasi dan keterkaitan antarberbagai program 100 hari yang disusun," ucapnya.


Wakil Ketua DPR, Anis Matta menilai, kinerja pemerintahan belum terlalu menggembirakan. "Kalau catatan saya, terutama bahwa selama 100 hari ini tidak terlihat kinerja yang memadai dan menggembirakan dari pemerintah," kata Anis, Rabu (27/1/2010), di Gedung DPR, Jakarta. Dalam tim ekonomi, konsolidadi dipandangnya belum terlalu solid. Padahal, di awal pemerintahan sudah ada gebrakan melalui National Summit. Namun, 100 hari pertama ini, sejumlah kasus justru menutup langkah awal pemerintahan SBY-Boediono. 


Rieke "Oneng" Diah Pitaloka memberikan penilaian tidak memuaskan terhadap program kerja 100 hari Kementrian Kesehatan. Artis yang kini menjadi politisi PDI Perjuangan ini menyatakan, program 100 hari Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih belum memberi solusi atas persoalan kesehatan masyarakat. "Persoalan malapraktik, penolakan pasien miskin, kasus penculikan bayi, jual beli organ manusia, dugaan makelar proyek kesehatan di DPR, maka perlu bagi pemerintah membuat satgas mafia kesehatan. Tujuannya, ada pengawasan dan sanksi tegas bagi siapa pun yang terlibat kejahatan dunia medis," tandas Oneng. Ibarat pernyataan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan pemerintahan SBY-Boediono selama lima tahun berturut-turut yang menilai disclamer, maka penilaian serupa juga dikatakan Oneng, dengan menyatakan program kerja 100 hari Menkes unqualified.  Ia kemudian memberikan beberapa catatan sikap lainnya serta rekomendasi kepada Kementerian Kesehatan. "Layanan kesehatan melalui Jamkesmas, Jamsosnas, dan Kamkesda harus diselaraskan dengan UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kementerian Kesehatan juga tidak boleh menjadi operator asuransi kesehatan," tegasnya seraya menegaskan keberhasilan tidak sekadar dilihat dari seremonial pemberian Jamkesmas. Oneng juga memberi saran untuk mencabut Permenkes N0 10101 Menkes/PER/XI/E00X tentang Registrasi Obat, khususnya Pasal 2 Ayat 4, terkait tidak adanya registrasi izin edar bagi obat donasi. Akibat aturan ini, semua obat berkategori donasi atau sumbangan dari pihak asing, termasuk dari WHO, masuk ke Indonesia tidak melalui BPPOM.


Namun, disisi lain. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengatakan, program prioritas pemerintah pada 100 hari pertama untuk membangun pondasi sehingga tidak bisa diharapkan semuanya tercapai."Ibarat membangun rumah, program 100 hari pertama ini baru membangun pondasinya. Jadi wajar kalau hasilnya belum terlihat," kata Tifatul pada diskusi Evaluasi 100 Hari Kabinet di Jakarta tanggal 23 Januari 2010 lalu.


Berbeda dengan pernyataan Tifatul Sembiring, bisnis.com menulis hingga 20 Januari 2010, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 baru selesai disusun. Padahal program 100 hari telah disampaikan kepada publik pada Oktober 2009.Artinya, bisa jadi ada benang merah RPJM 2010-2014 dan program 100 hari, tetapi bisa juga tidak memiliki keterkaitan yang jelas karena program 100 hari disusun sebelum kerangka kebijakan ekonomi jangka menengah ada. Faktanya, kajian Econit menunjukkan bahwa program 100 hari pemerintah SBY, paling banyak merupa respons administrasi dan birokrasi. Bahkan beberapa merupakan kegiatan rutin kementerian yang di-up load menjadi program 100 hari.Pemerintah memang dapat berargumentasi bahwa program 100 hari KIB II telah memiliki referensi karena disusun pasca National Summit. Namun, dalam pertemuan nasional itu pemerintah belum memiliki kerangka kebijakan dan program jangka menengah. Dapat diprediksi pertemuan nasional itu adalah arena menampung keluh kesah dan mengumpulkan masalah dan bukan penyusunan program prioritas jangka pendek dan menengah.
Kelemahan program 100 hari pemerintah, ternyata tidak hanya ketidakjelasan kebijakan fondasi tetapi juga minimnya kebijakan konkret yang dapat meyakinkan masyarakat atas kompetensi dan keberpihakan pemerintahan dalam mengelola kebijakan ekonomi.


Nasihat Cary Covington, profesor politik dari Universitas Iowa, terhadap program 100 hari Obama menarik untuk dievaluasi. Menurut Cary Covington, yang terpenting bagi Obama adalah melakukan apa yang telah dilakukan Roosevelt dalam program 100 harinya yakni fokus pada upaya menumbuhkan keyakinan dan semangat masyarakat.


Bila program 100 hari pada intinya bertujuan menumbuhkan keyakinan masyarakat bahwa pemerintahan SBY-Boediono akan dapat menyelesaikan masalah ekonomi dan dapat membawa kebijakan ekonomi yang berpihak kepada kepentingan nasional, rasanya kita harus berkesimpulan bahwa program 100 hari SBY-Boediono telah gagal.


Sumber : Berbagai sumber (Detik.com, MediaIndonesia.com, Suara Karya.com, Kompas.com,   BisnisIndonesia.com dll)

Demonstrasi 100 Hari SBY Jilid II


Sekitar 200 pengunjuk rasa telah tiba di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Kawasan Istana adalah sasaran utama demonstrasi menyambut 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono hari ini. Demikian informasi dari TMC Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis (28/1/2010). TMC juga menyarankan untuk menghindari Tugu Tani. "Hindari Menteng arah Tugu Tani, arus lalu lintas padat cenderung tidak bergerak karena Jl Medan merdeka Selatan arah Bundaran Patung Kuda ditutup," jelas TMC. TMC juga mengimbau publik untuk menghindari sekitar Senayan (gedung DPR/MPR), Bundaran HI, Istana Negara dan Istana Wapres agar tidak terjebak kemacetan akibat unjuk rasa. Diperkirakan unjuk rasa mencapai puncaknya setelah makan siang.


Aksi dan demonstrasi masyarakat pada 100 hari pemerintahan SBY-Boedino diminta agar dilakukan secara damai. Hal ini sangat penting untuk menjaga kondusifitas, dan terjaminnya penyampaian aspirasi melalui demonstrasi. "Demonstrasi hari ini harus tetap mejaga simbol-simbol negara dan tidak terprovokasi melakukan tindakan anarkis, lakukan secara damai," kata Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifudin kepada detikcom, Kamis (28/1/2010). Lukman meminta kepada masyarakat dan peserta aksi untuk dapat mewaspadai pihak-pihak ketiga yang ingin menunggangi aksi seruan moral hari ini. Kewaspadaan itu penting agar niat suci dan aksi hari ini tidak dibelokkan ke arah inskonstitusional dan menciderai demokrasi. "Jangan sampai demo yang berlangsung dengan gerakan moral itu ditunggangi pihak-pihak yang mempunyai agenda politk yang inskonstitusional," katanya. Ketua DPP PPP ini juga meminta para penggerak demo dan para peserta aksi untuk tetap menjaga etika dan tidak menciderai pejuangan dari masyarakat itu sendiri. "Rakyat jangan disuguhi tindakan tak terpuji yang justru dilakukan oleh masyaralat madani itu sendiri," pungkasnya.




Saat massa demonstrasi dari dua elemen mahasiswa yang berada di Istana Negara mulai membubarkan diri. Satu di antaranya, sempat menyebut SBY-Boediono pengkhianat. "Sebelum kita pulang, kita tunjuk istana yang ada di depan dengan jari tengah tangan kiri kita," kata salah seorang orator di depan Istana, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (28/1/2010). "F**k you," teriak massa Gerakan Mahasiswa Bersatu serentak sambil mengacukan jarinya. Simbol itu menandakan kalau SBY seorang pengkhianat. Karena saat rakyat mendatangi dirinya, malah pergi ke luar kota. Tak lama setelah itu, ratusan mahasiswa dari Jaringan Aktivis Pro Demokrasi pun mengikuti teman-teman mereka. Perlahan-lahan massa mulai membubarkan diri.


Di Makassar, Sulawesi Selatan dan berbagai daerah lainnya. Belasan mahasiswa membakar foto Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono. Para mahasiswa ini kecewa dengan kinerja 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. Aksi pembakaran foto kepala negara itu dilakukan para mahasiswa yang menamakan diri Front Mahasiswa Makassar Anti Rezim SBY saat menggelar jumpa pers di Kafe Metro, Jl Pelita Raya, Makassar. Koordinator Front Mahasiswa Makassar, Rizal, mengaku kecewa dengan kinerja 100 hari pemerintahaan SBY-Boediono. "Dalam 100 hari pemerintahannya, tidak ada satupun hal yang baik dilakukan oleh presiden kita, contohnya bisa kita lihat dalam sikapnya atas kasus Bank Century," ujar Rizal. Dalam kesempata itu Rizal juga berjanji akan menggelar aksi pada 28 Januari dengan damai. Mereka tidak akan mengulangi sikap brutal yang dilakukan saat demo Hari Anti Korupsi pada 9 Desember 2009 lalu.


Sumber : Detik.com

Rabu, 13 Januari 2010

Copenhagen a cop-out


Kopenhagen, Denmark — Dua tahun berlalu sejak para pemimpin dunia berjanji untuk menghentikan perubahan iklim. Setelah dua minggu negosiasi PBB, para politisi bersantai, makan malam bersama ratu selama tiga jam, berfoto dan kemudian menghasilkan sebuah hal yang hanya bisa dijelaskan sebagai brosur turir untuk para pemimpin dunia dibanding sebuah kesepakatan iklim.
Jangan percaya hingar bingar, karena tidak ada perjanjian yang adil, ambisius dan mengikat. Pekerjaan para pemimpin dunia tidak selesai. Hari ini mereka secara memalukan gagal menyelamatkan kita dari dampak buruk perubahan iklim.

Kota Kopenhagen adalah tempat kejadian perkara kriminal malam ini, dengan para pria dan wanita pelakunya terburu-buru ke airport dalam rasa malu. Para pemimpin dunia mempunyai kesempatan sekali seumur generasi untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, untuk menghindari bencana iklim. Yang kita butuhkan adalah perjanjian mengikat legal yang adil untuk negara berkembang dan ambisius dalam hal pengurangan emisi dan menghentikan deforestasi. Pada akhirnya mereka membuat kesepakatan lemah penuh dengan lubang yang cukup besar untuk dimasuki pesawat Air Force One. Kita telah melihat tahun dalam krisis, tetapi hari ini jelas krisis terbesar yang sedang dialami umat manusia adalah krisis kepemimpinan.
 
Siapa yang Harus Disalahkan?
Selama setahun, beberapa negara berkembang memperlihatkan kegiatan yang menambah beban iklim. Tetapi pada akhirnya negara-negara maju yang menyebabkan kegagalan ini, negara-negara yang secara historis justru paling bertanggung jawab terhadap perubahan iklim. Terutama, Amerika Serikat yang gagal memperlihatkan kepemimpinan dan malah membuat perundingan gagal.

Para ilmuwan mengatakan bahwa kita hanya punya beberapa tahun tersisa untuk menghentikan naiknya emisi sebelum memastikan pengurangan cepat yang dapat memberi kita kesempatan lebih baik untuk menghindari bencana perubahan iklim. Kita tidak bisa mengubah ilmu pengetahuan, jadi kita harus mengubah politik, termasuk mengubah para politisi.
Lima belas juta orang telah mendesak para pemimpin dunia bertanggung jawab dan berbuat sesuatu yang baik untuk menghasilkan kesepakatan hebat demi menyelamatkan iklim. Para pemimpin dunia itu jelas-jelas mendengar pesan kita jika dilihat dari pidato-pidato mereka.

Belum Berakhir
Ini belum selesai, masyarakat di mana pun menuntut kesepakatan bagus sebelum perundingan ini berlangsung dan masih menuntut itu hingga saat ini. Kita masih bisa menyelamatkan nyawa ratusan juta orang dari bencana akibat memanasnya bumi, tetapi memang akan menjadi jauh lebih sulit.
Direktur Eksekutif kita dan Pemimpin Koalisi tcktcktck, Kumi Naidoo mengatakan “Masyarakat sipil yang diusir dari hari terakhir pertemuan iklim, sekarang perlu untuk menggandakan upayanya. Setiap hari setiap kita harus mendesak para pemimpin. Kita harus melakukan perjuangan mencegah bencana iklim dalam setiap level politik, lokal, regional, nasional dan internasional. Kita juga perlu membawa masalah itu ke dalam ruang rapat dan jalan-jalan. Kita bisa bekerja untuk perubahan fundamental di masyarakat atau menderita dampak dari perubahan iklim itu.”
 
Sumber : GreenPeace

Senin, 04 Januari 2010

Taman Nasional Wakatobi




Wisata Bahari
Pariwisata bahari adalah aktivitas wisata yang telah lama dikembangkan di Kepulauan Wakatobi, yang didukung dengan keberadaan Taman Laut Nasional Kepulauan Wakatobi. Keunggulan aset wisata ini, tak lain karena hamparan karang yang sangat luas disepanjang perairan dengan topografi bawah laut yang kompleks seperti bentuk slope, flat, drop-off, atoll dan underwater cave dengan biota laut yang beraneka ragam.
Kedalaman airnya bervariasi bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan berpasir dan berkarang, wilayah tersebut memiliki potensi yang cukup penting terutama keberadaan terumbu karang dan berbagai jenis biota laut yang beraneka ragam dengan nilai estetika dan konservasi yang tinggi.
Secara spesifik taman laut kepulauan Wakatobi memiliki ±25 buah gugusan terumbu karang dengan 750 species yang dikelilingi total 600 km2, serta obek wisata pantai yang sangat potensial untuk dikelola, tersebar diseluruh wilayah Wakatobi. Berdasarkan potensi tersebut, menjadikan kawasan ini sangat comportable untuk aktivitas wisata selam seperti surfing dan snorkeling, serta wisata memancing. Sehingga salah seorang jurnalis selam asing bernama Jacques Costeau menggelari Wakatobi sebagai tempat penyeleman terindah di dunia (Wakatobi is the finest diving site in the world).

Wakatobi Dive Resort
Berlokasi disekitar pantai asri dan menawam Pulau Onemobaa-Tomia, Kepulauan Wakatobi. Wakatobi Resort menawarkan penyeleman kelas dunia didukung oleh rumah karang yang spektakuler serta kemudahan akses ke tempat penyelaman dengan keanekaragaman kehidupan bawah laut ditambah lagi dengan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan aktifitas selam yang sangat terjamin dengan wilayah laut yang terproteksi.
Wakatobi Resort juga memiliki staff yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam pelayanan wisata, dengan sajian menu makanan yang sehat dan keanekaragaman rasa, serta dilengkapi dengan perangkat komunikasi satelit dengan akses internet 24 jam, sehingga Wakatobi Dive Resort melayani tamu dengan pelayanan standar dunia.
Resort ini juga dilengkapi dengan lapangan terbang Maranggo di pulau Tomia dengan jalur penerbangan yang menghubungkan pulau Bali ke Tomia akan membuat perjalanan ke Wakatobi semakin mudan dan nyaman.
Wisata Budaya
Adanya berbagai warisan sejarah kepurbakalaan serta eksistensi sosial dan budaya yang unik dan khas ditengah masyarakat, merupakan kekayaan budaya yang memiliki nilai daya tarik tersendiri, sebagai penunjang bagi pengembangan sektor pariwisata.
Peninggalan budaya masa lalu memberikan karakteristik dan kekayaan nilai-nilai budaya yang hingga saat ini dapat dilihat pada pola/tradisi kehidupan masyarakat Wakatobi yang lebih dikenal sebagai masyarakat kepulauan dan pesisir. Sehingga budaya masyarakat yang dimiliki lebih bersifat budaya pesisir (marine antropologis). Eksisting budaya inilah yang memberikan fenomena unik bagi pengembangan pariwisata yang berbasis pada nilai-nilai budaya.
Taman Nasional Laut Wakatobi
Taman Nasional Laut Wakatobi adalah suatu kawasan konservasi laut seluas di Kepulaaun Tukang Besi, Taman Laut Nasional Wakatobi merupakan taman laut terindah dan terumbu karang terbaik di dunia. Wisatawan yang ingin menghabiskan waktu beberapa saat di kawasan ini, Biro Perjalanan Wisata PT. Wakatobi Dive Resort dan Badan Pengelola, Wallacea siap memenuhi kebutuhan diving setiap wisatawan mulai dari kelengkapan sampai dengan struktur diving.

Sumber : situs resmi Sulawesi Tenggara

Pengikut

MAPALA UIT Makassar ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO