Selasa, 22 Desember 2009

Taman Nasional Bantimurung, Maros


Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu tempat wisata yang paling digemari wisatawan, baik lokal, nasional maupun mancanegara.

"Taman Nasional Bantimurung yang mempunyai banyak keunikan menjadikannya sebagai salah satu tempat tujuan wisata maupun rekreasi," kata petugas Taman Nasional Bantimurung, Abidin di Maros, Minggu (29/11).
Ia mengatakan, Taman Nasional Bantimurung merupakan taman wisata alam yang paling membanggakan masyarakat Sulawesi Selatan. Karena lokasinya terdapat di lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis.
Tidak heran, kawasan ini juga menjadi area pertambangan batu kapur sebagai bahan baku semen. Sayangnya, aktivitas seperti ini jika terus dilanjutkan akan sangat merusak alam dan potensi wisata itu sendiri.
Taman Alam Bantimurung juga terkenal dengan air terjun, gua, dan kupu-kupunya. Tempat ini hanya berjarak lebih kurang 30 kilometer (km) dari Kota Makassar.
Abidin menjelaskan, jenis kupu-kupu di museum kupu-kupu Bantimurung juga memliki dua buah gua yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata minat khusus, Gua Batu, dan Gua Mimpi.
"Bantimurung dikenal sebagai surganya kupu-kupu karena semua spesiesnya ada di sini. Sedikitnya ada 20 spesies kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No 7/1999," katanya.
Beberapa spesies unik hanya terdapat di Sulsel, yaitu Troides helena Linne, Troides hypolitus Cramer, Troides haliphron Boisduval, Papilo adamantius, dan Cethosia myrana.
Ia mengatakan, pada 1856-1857 Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di sini untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. "Wallace menyatakan Bantimurung merupakan ’The Kingdom of Butterfly’ (kerajaan kupu-kupu)," katanya.
"Karena itu, berdasarkan penelitian orang Inggris ada 150 spesies kupu-kupu di sini dan inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan," ucapnya.
 
MBK


Sumber : Kompas

Senin, 21 Desember 2009

Gencarkan Lagi Kampanye "Vote Komodo"


Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) akan kembali menggencarkan kampanye "Vote Komodo" sebagai keajaiban dunia baru versi alam.
"Kami akan berkampanye kembali untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk melakukan 'Vote Komodo' secara online," kata Direktur Sarana Promosi Depbudpar, Esthy Reko Astuti, di Jakarta, Selasa (15/12/2009).
Ia mengakui akhir-akhir ini kampanye soal komodo sebagai keajaiban dunia baru versi alam sedikit surut karena masyarakat disibukkan dengan pemberitaan soal politik dan hukum.
Rencananya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan menggelar kampanye tersebut di Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana Taman Nasional (TN) Komodo berada. "Rupanya masyarakat di sana juga belum terlalu aware dengan masuknya komodo sebagai finalis New 7 Wonders of Nature," katanya.
Pihaknya akan menggelar kampanye lebih gencar di wilayah-wilayah tertentu, khususnya di Labuan Bajo dan Bali agar "Vote Komodo" lebih memasyarakat.
Dengan begitu, potensi TN Komodo untuk menduduki satu dari tujuh keajaiban dunia versi alam semakin besar. TN Komodo sebelumnya telah sukses menempati peringkat ke-9 dari 56 nominasi dalam kategori Forest, National Parks, and Reservation melalui kampanye online New 7 Wonders of Nature.
Jumlah keseluruhan nominasi pada tahap dua adalah 261 dari 222 negara yang terbagi dalam 7 grup. Pada 7 Juli 2009, TN Komodo berada di posisi ke-11 besar Group E sehingga dapat mengikuti seleksi tahap final. Dengan menempati posisi itu, TN Komodo dipublikasikan oleh New Open Word Foundation (NOWF) sebagai salah satu nominasi keajaiban dunia alam.
NOWF bekerja sama dengan United Nation Office for Partnership yang berpusat di Swiss kembali menggelar voting untuk menetapkan tujuh keajaiban dunia alam baru.
TN Komodo sukses masuk dalam daftar 21 kandidat terpilih sehingga berhak mengikuti seleksi tahap pemilihan finalis terakhir. Pemilihan tujuh keajaiban alam dunia yang baru sesuai pilihan populer dari 21 kandidat terpilih akan dilanjutkan pada 2010 dan 2011. Untuk 7 keajaiban alam dunia yang baru akan diumumkan secara resmi pada 2011.
Menurut Esthy, bila TN Komodo terpilih menjadi tujuh keajaiban alam dunia maka akan berdampak besar terhadap industri pariwisata Indonesia. "Daerah tujuan wisata di negara lain yang berhasil masuk dalam nominasi pada kampanye New 7 Wonders pada 2007, rata-rata mengalami kenaikan kunjungan wisatawan 2 sampai 3 kali lipat," katanya.
Pada awalnya ada empat obyek wisata di Indonesia yang masuk dalam tahap pertama kampanye New 7 Wonders of Nature, yakni Danau Toba, Gunung Krakatau, Gunung Bromo, dan TN Komodo. Namun pada akhir 2008, masing-masing negara hanya diperkenankan menominasikan satu obyek wisata sehingga hanya TN Komodo yang bertahan.
Ia tetap optimistis TN Komodo akan terpilih menjadi keajaiban alam dunia yang baru.
MBK
Editor: mbonk

Sumber : Kompas 

Senin, 14 Desember 2009

Waspadai Manuver Negara Maju Hapuskan Protokol Kyoto


Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya mewaspadai manuver dari negara-negara maju yang ingin menghapuskan konvensi Protokol Kyoto tentang perubahan iklim.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Agus Purnomo, dalam jumpa pers di Kantor DNPI, Jakarta, Senin, tentang sosialisasi hasil perundingan Perubahan Iklim (Climate Change Talks) di Bangkok yang berakhir pekan kemarin.
"Kita mengkhawatirkan adanya manuver dari negara maju yang berusaha menghilangkan Protokol Kyoto untuk mengakomodir ketidaksukaan Amerika Serikat (AS) terhadap Protokol Kyoto," kata Agus yang juga Ketua Delegasi RI pada Climate Change Talks tersebut.
Agus menjelaskan, dalam forum tersebut, sejumlah negara berkembang yang tergabung dalam G-77 dan China telah mengajukan angka-angka penurunan emisi bagi negara-negara maju secara bersama-sama berdasarkan pendekatan "top-down criteria based" sesuai dengan kewajiban negara-negara Annex-1 dalam Protokol Kyoto.
Akan tetapi sejumlah negara maju seperti Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Kanada telah mengajukan angka individual target penurunan emisi karbon berdasarkan pendekatan `bottom-up pledges` yang angkanya jauh di bawah proposal negara berkembang serta menolak usulan angka penurunan emisi secara bersama-sama.
Pendekatan "bottom-up" yang dimotori oleh Amerika Serikat tersebut, kata Agus, dengan maksud ditetapkan suatu target penurunan bersama-sama secara global yang kemudian target tersebut dibagi kepada negara-negara di dunia sesuai kemampuan masing-masing.
Negara-negara berkembang menolak pendekatan "bottom-up" karena dipastikan negara-negara maju akan berusaha untuk menargetkan target penurunan emisi karbon yang rendah dan hal tersebut tidak sesuai target penurunan emisi karbon sesuai Protokol Kyoto yaitu 40 persen pada 2020.
Padahal, Panel Antar-Pemerintah dari Badan Dunia untuk Perubahan Iklim (IPCC UNFCCC)  mengutip  para peneliti dunia yang  menyatakan pada 2100 akan terjadi kenaikan suhu global sampai 2 derajat Celcius yang akan mengakibatkan perubahan iklim dunia.
Untuk itu, maka negara-negara maju dalam Annex-1 Protokol Kyoto diwajibkan menurunkan emisi karbon secara agregat sampai 40 persen pada 2020.
Penekanan di Barcelona
Agus mengatakan Indonesia bersama dengan negara-negara berkembang lainnya akan berusaha menekan negara-negara maju untuk mau memberikan komitmen penurunan emisi karbon sesuai dengan kewajibannya sebagai negara Annex-1 pada "Climate Change Talks" selanjutnya di Barcelona, Spanyol pada awal November.
"Di Barcelona kita akan tekan (negara Annex-1) agar tercapai kesepakatan target kewajiban pengurangan emisi dari negara Annex-1 dan itu akan dilakukan pada minggu pertama November," kata Agus.
Dia mengatakan hal itu menjadi tantangan bersama menjelang Konferensi Para Pihak (Conference of Parties) ke-15 dari UNFCCC di Kopenhagen, Denmark pada Desember 2009.

Sumber : ANTARA News

Apa itu Protokol Kyoto???


Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka kerja PBB tentang Perubahan Iklim, sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran  karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02°C dan 0,28°C pada tahun2050. (sumber: Nature, Oktober 2003)
Nama resmi persetujuan ini adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim). Ia dinegosiasikan di Kyoto pada Desember 1997, dibuka untuk penanda tanganan pada 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari 2005 setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November 2004.
Detil Protokol
Menurut rilis pers dariProgram Lingkungan PBB:
"Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia."
Protokol Kyoto adalah protokol kepada Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC, yang diadopsi pada Pertemuan Bumi di Rio de Janeiro pada 1992). Semua pihak dalam UNFCCC dapat menanda tangani atau meratifikasi Protokol Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Protokol Kyoto diadopsi pada sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi UNFCCC pada 1997 di Kyoto, Jepang.
Sebagian besar ketetapan Protokol Kyoto berlaku terhadap negara-negara maju yang disenaraikan dalam Annex I dalam UNFCCC.
Status persetujuan
Pada saat pemberlakuan persetujuan pada Februari 2005, ia telah diratifikasi oleh 141 negara, yang mewakili 61% dari seluruh emisi. Negara-negara tidak perlu menanda tangani persetujuan tersebut agar dapat meratifikasinya: penanda tanganan hanyalah aksi simbolis saja. Daftar terbaru para pihak yang telah meratifikasinya ada di sini.
Menurut syarat-syarat persetujuan protokol, ia mulai berlaku "pada hari ke-90 setelah tanggal saat di mana tidak kurang dari 55 Pihak Konvensi, termasuk Pihak-pihak dalam Annex I yang bertanggung jawab kepada setidaknya 55 persen dari seluruh emisi karbon dioksida pada 1990 dari Pihak-pihak dalam Annex I, telah memberikan alat ratifikasi mereka, penerimaan, persetujuan atau pemasukan." Dari kedua syarat tersebut, bagian "55 pihak" dicapai pada 23 Mei 2012 ketika Islandia meratifikasi. Ratifikasi oleh Rusia pada 18 November 2004 memenuhi syarat "55 persen" dan menyebabkan pesetujuan itu mulai berlaku pada 16 Februari 2005. 
Status terkini para pemerintah

Hingga 3 Desember 2007, 174 negara telah meratifikasi protokol tersebut, termasuk Kanada,  Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia dan 25 negara anggota Uni Eropa serta Rumania dan Bulgaria.
Ada dua negara yang telah menanda tangani namun belum meratifikasi protokol tersebut:
  • Amerika Serikat(tidak berminat untuk meratifikasi)
  • Kazakstan
Pada awalnya AS, Australia, Italia, Tiongkok, India dan negara-negara berkembang telah bersatu untuk melawan strategi terhadap adanya kemungkinan Protokol Kyoto II atau persetujuan lainnya yang bersifat mengekang. Namun pada awal Desember 2007 Australia akhirnya ikut seta meratifikasi protokol tersebut setelah terjadi pergantian pimpinan di negera tersebut.

Sumber : Wikipedia

Rabu, 09 Desember 2009

TAMAN NASIONAL TAKABONERATE

Taka Bonerate Taman Nasional adalah rumah bagi atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas wilayah dari atol adalah sekitar 220.000 hektar dengan terumbu karang yang tersebar lebih dari 500 km ².
Topografi taman nasional adalah unik. Atol terdiri dari rangkaian pulau karang kering dan cekung datar besar karang, membentuk sejumlah besar pulau-pulau. Pulau karang yang diselingi oleh sempit, dalam, selat berdinding tipis. Di flat karang ada kecil, kolam renang dalam dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut, lahan kering jelas terlihat, dihiasi oleh air banjir ke kolam-kolam kecil.
Jenis tumbuhan yang mendiami daerah pesisir didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus sp.), Cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan ketapang (Terminalia catappa).
Di antara lebih dari 261 jenis karang yang diidentifikasi adalah Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dll Sebagian besar karang juga telah membentuk atol (karang penghalang) atau renda karang. Mereka semua indah dan dalam kondisi yang relatif murni.
Ada sekitar 295 spesies ikan karang dan beberapa jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi untuk konsumsi, seperti ikan kerapu (Epinephelus spp.), Cakalang (Katsuwonus spp.), Napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan surgeonfish (Acanthurus sp. ).
Di antara 244 jenis moluska adalah atas shell (Trochus niloticus), bertanduk helm (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), kerang hijau (Turbo marmoratus), bergalur kima raksasa (Tridacna squamosa), dan mutiara-bilik nautili ( Nautilus pompillius).
Spesies penyu yang telah tercatat di sini termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu Pasifik Ridley (Lepidochelys olivacea), dan Common penyu hijau (Chelonia mydas).
Terdapat 15 pulau di Taman Nasional Taka Bonerate di mana pengunjung dapat menikmati menyelam, snorkeling dan wisata bahari.
Waktu terbaik tahun untuk mengunjungi: April-Juni, dan Oktober sampai Desember.
Cara mencapai lokasi: Makassar-Bulukumba dengan bus, 5 jam (153 km); Bulukumba ke pelabuhan Pamatata Selayar dengan kapal ferry, 2 jam; Pamatata-Benteng, 1.5 jam; Benteng-Rajuni Kecil (pulau terdekat) oleh perahu kecil, 5 jam.


Sumber : www.takabonerate.com

PIDATO ANAK 12 TH YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA DI PBB (Tentang Lingkungan Hidup)

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yang pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children’s Organization ( ECO ).
ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yang mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.
Dan mereka pun diundang menghadiri Konferensi Lingkungan Hidup PBB, di mana pada saat itu Severn yang berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yang memberikan pengaruh besar (dan membungkam) beberapa pemimpin dunia terkemuka.
Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yang berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.
Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)
Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yang terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang ke sini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang.
Saya berada di sini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.
Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.
Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.
Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.
Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.
Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Di sini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.
Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.
Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: ” Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang ” .
Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?
Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konferensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, ” Semuanya akan baik-baik saja”, kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”
Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
*********************************************************************
Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konferensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir di ruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.
Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:
” Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya di sekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya … tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun “
———— ——— ——— ——— ——— —————— ——— ———————
*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.
*(Copyright from: Moe Joe Free)


Sumber : Mapala.net

Ribuan Massa di Makassar Peringati Aksi Antikorupsi


Ribuan massa yang turun memperingati hari Anti Korupsi Rabu (9/12) di Makassar. Mereka memenuhi sejumlah lokasi.
Konsentrasi massa yang cukup besar di antaranya berada di gedung DPRD Sulsel, di atas jembatan fly over, kantor Gubernur Sulsel, Monumen Mandala dan kantor Bank Indonesia.
Sejak pagi, mahasiswa dengan menggunakan jaket almamater masing-masing, serta berbagai elemen rakyat mulai melakukan aksi secara berkelompok.

Namun sekitar pukul 11.00 WITA, mahasiswa serta berbagai elemen seperti dikomando bergeser ke arah Jl Urip Sumiharjo. Konsentrasi massa sedikitnya 10.000 orang memenuhi depan kantor DPRD Sulsel hingga ke fly over yang jaraknya sekita 300 meter.
Di puncak fly over, beberapa perwakilan mahasiswa melakukan orasi secara bergantian. Hal yang sama juga terjadi di depan gedung DPRD Sulsel. Bahkan dua anggota DPRD Sulsel yakni Paulus Tanjungan dari Partai Damai Sejahtera (PDS) dan Andi Mariattang dari Partai Persatuan Pembangunan didaulat melakukan orasi di depan massa.

Kedua anggota dewan tersebut, naik di atas mobil truk yang dilengkapi dengan sound system. Mereka kemudian melakukan orasi secara bergantian dan menyatakan mendukung aksi mahasiswa dan masyarakat dalam memerangi korupsi.
"Saya berharap gerakan anti korupsi ini jangan hanya dilakukan pada hari ini saja, tapi juga pada hari-hari mendatang, sampai seluruh kasus-kasus korupsi di negeri ini dituntaskan,’’ ujar Mariattang.

Para demonstran serta wakil-wakil elemen yang melakukan orasi, beberapa kali mengajak untuk melakukan mosi tidak percaya terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, beberapa kali juga mereka mendengung-dengungkan untuk melakukan revolusi dan reformasi jilid II.

Sementara Koalisi Masyarakat Sipil Sulsel (Kompak) mengeluarkan pernyataan sikap yang mereka namakan Senturi (Sembilan tututan rakyat). Isi tuntutan tersebut di antaranya segera melakukan reformasi hukum pad institusi penegak hukum dan memberantas mafia hukum.
Selain itu, isi tuntutan juga mendesak agar Anggodo dan orang-orang sejenis Anggodo di setiap daerah, menuntut untuk menangkap dan mempenjarakan pejabat negara dan siapapun yang terlibat dalam kasus Bank Century.

Kompak dalam tuntutannya juga mendesak anggota pansus Bank Century DPR untuk melakukan proses keterbukaan kepada public dalam membongkar kasus Bank Century. Mereka juga menyatakan mosi tidak percaya kepada ketua Pansus Bank Century, Idrus Marham. Seluruh elemen massa dan mahasiswa, juga kompak mendesak Presiden SBY untuk menonaktifkan Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani. ina/rin

Senin, 07 Desember 2009

Global Warming Indonesia turunkan emisi 25 persen


Pemerintah Indonesia tengah berusaha menurunkan angka tingkat emisi hingga 26 persen. Hal itu sesuai dengan dampak perubahan iklim serta pemanasan global yang semakin dirasakan oleh seluruh jutaan umat di dunia.
Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, tingginya angka emisi disebabkan oleh membludaknya jumlah kendaraan serta industri. Masalah pemanasan global, kata Gusti, juga akan dibahas dalam konferensi Lingkungan di Kopenhagen Denmark pada akhir tahun 2009 mendatang.
"Negara-negara maju sudah diwajibkan untuk menurunkan emisi, tapi kan Indonesia tidak wajib. Tapi dengan sukarela kita akan turunkan 26 persen dengan biaya sendiri, ketentuan emisi memang harus turun 25 sampai 40 persen," katanya kepada wartawan usai acara penanaman pohon di Hutan Kota Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (21/11/09).
Pengurangan emisi, kata Gusti, dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pemanfaatan lahan kritis, penanaman hutan kembali, serta efisiensi energi. "Misalnya dengan penanaman pohon, serta efisiensi energi terbarukan," ujarnya.
Pengolahan limbah, kata Gusti, bisa juga dijadikan sarana mengurangi emisi. "Emisi karbon berkurang, intinya target kita. Bahkan kita berani akan mengurangi emisi hingga 41 persen," ujarnya.


Sumber : www.infospesial.com

Indonesia Berupaya Menjadikan Bali Action Plan Jadi Acuan

Indonesia berkeinginan mewujudkan Bali Action Plan (BAP), yang merupakan hasil Konferensi Perubahan Iklim di Bali 2007, untuk disepakati di KTT Perubahan Iklim (COP) di Kopenhagen, Denmark, yang dimulai hari ini. Delegasi RI (Delri) dalam siaran persnya menegaskan, mandat BAP menempatkan visi bersama sebagai arah aksi kerja sama jangka panjang dari para pihak peratifikasi konvensi Protokol Kyoto (COP) dalam upaya stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.

Upaya stabilisasi GRK tersebut dilakukan dengan memerhatikan mitigasi termasuk target jangka panjang penurunan emisi dunia secara global, adaptasi, pendanaan, dan alih teknologi. Delri menyatakan, negara maju harus tetap memimpin upaya mitigasi, sedangkan negara berkembang akan berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui upaya pembangunan ekonomi rendah karbon di masing-masing negara.

Indonesia juga akan menegaskan bahwa kesepakatan mengenai Periode Komitmen Kedua Protokol Kyoto akan menjadi faktor penentu di Kopenhagen karena harus berjalan secara sinergi dengan proses di Aksi Kerja Sama Jangka Panjang. Adanya upaya negara maju menghapus Protokol Kyoto merupakan pengingkaran atas semangat dan kewajiban Konvensi dan Protokol Perubahan Iklim.

Pada negosiasi terakhir berbagai negara melalui "Barcelona Climate Change Talks" bulan November 2009 dicapai kemajuan untuk adaptasi, kerja sama teknologi, pengurangan emisi dari deforestasi di negara berkembang, serta mekanisme untuk distribusi dana bagi negara berkembang.

Namun, di Barcelona tidak ada kemajuan berarti untuk dua isu kunci, yaitu target pengurangan emisi jangka menengah bagi negara-negara maju, serta pendanaan yang memungkinkan negara-negara berkembang membatasi pertumbuhan emisi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang tidak terelakkan.

Ketua Harian Dewan Nasional Perubaan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar, Minggu (6/12), mengatakan, salah satu strategi Indonesia adalah dengan bertindak proaktif dengan menurunkan emisi sebesar 26 persen pada tahun 2020 dari business as usual. Target penurunan emisi karbon Indonesia tersebut, kata Rachmat, diharapkan akan memicu negara maju untuk berkomitmen dan mendorong negara berkembang lain untuk secara sukarela menurunkan emisi.

"Dengan dilengkapi strategi nasional untuk menurunkan emisi tersebut, Indonesia akan mempunyai amunisi yang cukup untuk mendorong tercapainya konsensus internasional di Kopenhagen nanti," katanya.

Sumber :Kompas

Pengikut

MAPALA UIT Makassar ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO